Indonesia itu rawan gempa, jadi bangun rumah atau gedung nggak bisa asal berdiri aja. Para arsitek, insinyur, dan tukang perlu merancang bangunan anti ambruk yang tahan guncangan sejak awal. Nah, biar bangunan kamu tetap kokoh meski bumi goyang, kita bahas bareng yuk, kunci utama bangunan tahan gempa dari desain sampai eksekusinya. Bukan cuma soal desain keren, tapi juga soal strategi cerdas dari pondasi sampai pemasangan besi. Yuk, bongkar satu-satu kunci biar bangunan kamu tetap berdiri tegak meski bumi goyang!

1. Desain yang Fleksibel Jadi Pondasi Awal Anti Ambruk Bangunan
Arsitek harus merancang bangunan anti ambruk dengan struktur yang fleksibel supaya bangunan bisa ‘ikut gerak’ saat gempa terjadi.
Biasanya, bangunan tahan gempa punya bentuk sederhana dan simetris supaya gaya gempa bisa tersebar merata ke seluruh struktur.
Kalau desainnya aneh-aneh tapi nggak diperhitungkan secara struktur, bangunan bisa lebih rentan roboh saat terjadi getaran.
Jadi, sejak awal desain, tim perlu mikirin kemungkinan bencana bukan cuma soal tampilan estetik.
2. Struktur Rangka Anti Ambruk Harus Kuat dan Terhubung Sempurna
Insinyur merancang dan membangun rangka struktur dari beton bertulang atau baja agar mampu menahan gaya lateral saat gempa terjadi. Mereka memastikan setiap elemen seperti kolom, balok, dan dinding saling terhubung dengan kuat. Sambungan yang lemah atau tidak sesuai standar bisa menyebabkan kerusakan besar, bahkan akibat guncangan kecil. Karena itu, pastikan menggunakan material berkualitas tinggi dan lakukan pengecekan pemasangan secara berulang untuk menjamin kekuatan sambungan.

3. Material Bangunan Nggak Boleh Asal Pilih
Tukang harus menggunakan material bangunan yang punya daya tahan tinggi dan sesuai dengan kebutuhan struktural.
Misalnya, pakai besi beton yang udah SNI, semen dengan daya rekat kuat, dan batu bata yang tahan tekanan.
Sayangnya, masih banyak yang asal beli karena pengen murah. Padahal, material yang salah bisa jadi titik lemah saat gempa menyerang.
4. Pondasi Wajib Disesuaikan dengan Kondisi Tanah
Kontraktor harus menyesuaikan jenis pondasi dengan struktur tanah di lokasi pembangunan. Kalau pondasinya salah pilih, bangunan bisa amblas atau miring saat terjadi getaran dari bawah. Biasanya, daerah yang rawan gempa butuh pondasi dalam atau kombinasi khusus yang bisa meredam guncangan. Jadi, sebelum mulai bangun, tim wajib melakukan analisis tanah dulu.

5. Eksekusi di Lapangan Harus Rapi dan Teliti
Pekerja harus mengikuti desain struktur dan teknik pembangunan yang sudah ditentukan, tanpa improvisasi sembarangan.
Walaupun desainnya bagus, kalau eksekusinya asal-asalan, ya tetap aja bangunannya rentan. Itulah kenapa pengawasan proyek sangat penting, apalagi untuk pembangunan di zona rawan gempa. Bangunan tahan gempa itu bukan kebetulan, tapi hasil dari kombinasi desain matang, material berkualitas, dan eksekusi yang disiplin.
Semua pihak dari arsitek sampai tukang harus punya mindset “bangun aman dulu, baru yang lain.”
Mau Bangunan Tahan Gempa? Belanja Bahan Bangunan Berkualitas di Babangdeal!
Babangdeal punya material bangunan terbaik yang cocok buat proyek tahan gempa:
- Besi beton SNI
- Semen perekat super kuat
- Pelat dan baut struktur premium
- Semua kebutuhan proyek konstruksi dari A-Z!
Belanja gampang, dikirim cepat, kualitas mantap! Langsung aja ke Babangdeal sekarang!

